Artikel Terbaru

Manusia Raksasa Ternyata Pernah Ada di Bumi

 Pada zaman dahulu, di sebuah desa yang terletak di tengah hutan lebat, hiduplah seorang manusia raksasa bernama Adam. Adam adalah sosok yang penuh kebaikan, meskipun tubuhnya jauh lebih besar dari manusia biasa, hatinya tetap lembut dan penuh kasih sayang. Adam tinggal sendirian di sebuah gua yang terletak jauh dari desa. Meskipun begitu, dia selalu siap membantu penduduk desa jika mereka membutuhkannya. Setiap pagi, Adam akan pergi ke desa untuk menjalani rutinitasnya. Dia akan membersihkan jalan setapak yang menghubungkan desa dengan hutan, membuatnya lebih mudah bagi penduduk desa untuk beraktivitas. Suatu hari, kabar buruk datang ke desa. Sebuah monster mengerikan terlihat berkeliaran di hutan dan telah membuat penduduk desa ketakutan. Monster itu memiliki tubuh yang besar dan kuat, dan dikenal sebagai Rakta. Penduduk desa sangat cemas karena Rakta juga terkenal dengan kekejamannya. Melihat situasi ini, Adam merasa prihatin. Dia tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melindu

Aku Hanya Melakukan Apa Yang Hatiku Katakan

Kisah ini berawal dari sebuah perkenalan di jejaring sosial.
Saat itu memang aku sedang patah hati karena hubungan yg aku jalani ternyata tidak di setujui orang tua mantanku,
Aku berharap hal semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi,
Tetapi takdir berkata lain,
Bermula dengan berkenalan, bertujuan ingin mencari teman yang banyak,
Namaku pramono
Aku tinggal di solo, aku hanya bekerja sebagai buruh pabrik yang penghasilanya tidak seberapa, aku terlahir di keluarga sedrrhana,
Aku sendiri anak pertama dari 4 bersaudara,
Ibu kandung ku meninggal saat aku masih dudu di kelas 4 sd, Bapak ku menikah lagi karna adik ku masih begitu kecil, beberapa tahun berlalu tak terasa aku memikik 2 adik lagi dari ibu ku yang sekarang,

Kisah ku berawal dari sini..

Aku berkenalan dengan seorang wanita, fatma namanya,
Memang aku bertujuan mencari kenal baru, aku pikir dia tinggal di solo seperti aku,
Awalnya dia membagikan pin BBnya di sosmed, iseng aku mengambilnya, aku mulai berkenalan dengan dia,
Yah awal mula memang hanya biasa saja, aku meminta nomor hpnya, yah karena terkadang BBMnya tidak aktif,
Di bertanya rumah ku, aneh rasanya dia tidak tau alamat ku, aku lihat biodatanya di FB, pantas saja dia tidak tau, ternyata dia tinggal di magelang,
Awalnya aku kerasa ada sesuatu yang aneh yang aku rasa, aku merasa deket denganya, mungkin karena sebelom ini aku sering ke magelang, dan kebetulan teman-teman kerjaku dulu banyak anak magelang,

Banyak percakapan yang terjadi, mulai mengenal masing-masing, kenyamanan pun hadir, aku merasa tertarik denganya.

Suatu waktu aku membuat janji denganya untuk bertemu,
Dari sini perjuangan ku aku mulai, memang aku mulai ada rasa yang pernah aku rasakan sebelomnya, yah karena aku nggak mau di bilang pembohong atau hanya mengumbar kata aku bermaksud ingin menemuinya,
Aku pun berniat datang ke magelang, yah yang aku pikir jarak yang masih bisa aku tempuh, 2 jam lamanya perjalanan.

Hari minggu, tepatnya tanggal 6 september tahun 2015 yah belok lama, aku berangkat dari rumah pukul 8 pagi, dia yang menunggu ku berpikir kalo aku nggak mungkin datang, jarak solo magelang bukan jarak yang dekat, tapi aku saat itu masih dalam perjalanan,
Sesampainya di sana pukul 11 siang, aku menunggu di pinggir jalan di dekat artos magelang, aku pun yang gantian nunggu dia datang, cukup lama aku pikir sekitar 30 menitan, mungkin karena aku juga sudah lama di jalan,

Akhirnya diapun datang, mengendarai beat hijau putih dengan maskernya terlihat mata indahnya, di menghampiriku, aku merasa minder karena dia begitu cantik di mataku,
Kamipun akhirnya ke sebuah caffe di dekat situ, ngobrolin sesuatu yang memang aku mulai karena aku nggak ingin kesan pertama yang membosan kan, ternyata dia mereapon ku dia baik sama aku, dia menraktirku sebuah minuman, sebenernya nggak enak,  masak aku laki-laki ditraktir.

Aku mengajaknya pergi ke tempat karaoke seperti janjiku sebelomnya, kami beranjak dari caffe menuju ke tempat karaoke itu, sebelom itu aku mengajaknya ke sebuah masjid karena sudah waktunya sholat dhuhur, setelah itu kami berlanjut ke lokasi.
Di situ aku bernyanyi lagu-lagu yang aku suka, sayangnya di nggak mau nyanyi, dia hanya memandangiku,
Aku yang merasa jarak yang nggak dekat aku putuskan untuk ungkapkan apa yang aku rasakan, tetapi dia nggak langsung menerimaku begitu saja.
Waktu begitu cepat berlalu dan kamipun harus pulang, dia yang pulang kerumahnya dan aku yang harus menempuh jarak lagi untuk pulang ke solo.


Keesokan harinya, kami hanya berhubungan lewat BBM, yah aku emang sayang dia, aku ungkapkan isi hatiku, aku yakin kan dia tentang keseriusanku, emang enggak mudah meyakin kan hatinya, tapi dia akhirnya mau menerim aku tepatnya pada hari senin tanggal 7 september 2015, aku bersyukur banget dan berniat untuk serius.
         
Tapi hubungan ini tak sperti yang aku harapkan, kami harus menjalani hubungan dengan sembunyi-sembunyi, suatu hari aku datang dan berniat ingin bertemu dengan keluarganya, awalnya tak ada masalah apapun dan semua berjalan lancar seperti harapanku,
Masalah barupun datang, dengan hadirnya seseorang yang dulu menjadi kekasihnya yang menurutku hubungan yang cukup lama 4,5 tahun, dia kembali dan ingin meminta fatma kembali kepada dia, andi namanya, aku bersyukur fatma tak menghiraukan dia, akupun percaya, kami yang menjalani hubungan jarak jauh hanya bisa memberi kepercayaan dan saling percaya, andi nggak begitu saja berhenti, bahkan dia sampai menghubungi orang tua fatma agar bisa kembali kepada andi, andi juga menghubungiku memohon untuk pengertianya, akupun hanya bisa berkata " kalopun fatma memilihmu aku akan melepaskanya untuk mu tapi saat ini dia sama aku, aku bertrimakasih kalopun kamu menayanginya, tapi tolong hargai hubungan kami saat ini, suatu saat nanti kamu akan menemukan yang terbaik untukmu",
         
Waktu berlalu dan andi tak lagi hadir setelah banyak percakapan yang terjadi perdebatan antara kami,

Suatu hari saat aku datang kerumahnya, aku meminta waktu kepada orang tuanya untuk mengungkapkan maksud kedatanganku, aku mengatakan kepada ibuknya " ibuk saya datang berkali-kali dengan maksud untuk berniat serius, saya datang dengan jarak yang tak dekat, saya anak pertama dari 4 bersaudara, saya bekerja di pabrik, dan terkadang saya menyanyi di cafe untuk dapetin uang tambahan, jika suatu saat nanti hati fatma bukan untuk saya lagi saya akan trima dengan iklas, walau pasti rasanya menyakitkan, saya bukan terburu-untuk menikah kok buk, saya akan menunggu kesiapan fatma dan keluarga ", aku berharap dengan ungkapan niat ini semua akan lebih baik untuk kedepanya,

Dan ternyata setelah aku pulang, kedua oranf tuanya melarang dan memintanya untuk berfokus untuk kerja, dan apa yang aku sampaikan ternyata menjadi kesalah pahaman, keluarganya berpikir aku hanya seorang pengamen jalanan yang sering kumpul dengan orang jalanan, tapi masalah ini bukan masalah yang besar buatku, hanya kesalah pahaman yang perlu di jelasan kembali, tapi dengan niat ku yang serius, aku merasakan fatma pun merasa belum ada kesiapan untuk hal yang lebih serius, dia menyakinkan aku suatu saat nanti kita akan menikah dan janji yang begitu menyenangkan hatu, sementara itu orang tuanya yang semakin berpikir negatif tentang diriku, setiap kali aky ingin berbicara serius kepada orang tuanya fatma selalu melarang ku, aku meminta dia untuk menjelaskan fatma selalu menjawab menunggu waktu yang tepat, yah aku hanya bisa menunggu.

Entah apa yang terjadi perasaan yang saling menyayangi yang awalnya baik-baik saja terhakangkan oleh restu orang tuanya,
Suatu malam aku menghubungi orang tuanya lewat sms hal yang kurang sopan menurutku tapi bagaimana lagi mungkin hanya sebatas itu yang bisa aku lakukan, aku memohon ijin untuk mengajak fatma pulang kesolo tapi tak ada jawaban tak ada balasan
Kami membuat kesepakatan untuk kesolo, hari minggu yang seharusnya dia bekerja, yah akupun juga ingin sekali mengajak dia pulang untuk bertemu dengan keluargaku, hari minggu saat itu, aku berangkat jam 3 pagi, perjalanan yanf begitu dingin di waktu yang masih gelap, sesampainya di magelang aku berhenti untuk menjalankan kewajiban sholat subuh, setelah itu kami bersiap untuk perjalanan kesolo dengan menitipkan salah satu motor yang kami bawa, dalam perjalanan tak ada masalah apapun dan sampai di rumahku jam 7 pagi, setelah beberapa watu berlalu, fatma mendapat telfon dari kerjaanya, entah apa, dan mendapat telfon dari orang tuanya, ibuknya yang begitu marah meminta dia untuk pulang, 


Fatma hanya bisa menangis ketakutan, aku pun yang merasa bersalah karena semua bisa menjadi seperti ini, yah akupun mengatarkan dia pulang sejak pagi itu kami tak memakan apapun hanya meminum seadanya, kami ke magelang mengambil rute kopeng, hujan pun turun begitu deras, area pegunugan yang dingin di tambah hujan yang lebat mengguyur kami begitu dingin terasa sampai menusuk tulang kami, sesampainya di magelang aku tak di bolehkan mengantarkan dia sampai kerumahnya, aku merasa bukan seorang laki-laki, ntah apa yang terjadi dengan fatma ketika sampai dirumahnya, sementara aku yang harus kembali kesolo denganengambil rute yang sama, dan dengan hujan yang kembali lebat, serasa aku tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan, bahu yang tak bisa di ungkapkan rasanya tangan yang tak bisa lagi dirasakan karena dinginya, gigi yang saling berbentur efek dari kedinginan yang aku rasakan, ini perjuanganku ini wujud kesriusanku, aku hanya bisa melakukan apa yang harus aku lakukan saat itu.


Keesokan harinya aku hanya bisa mendpatkan perasaa yang bersalah, sebagai seorang laki-laki yang membiarkan fatma menghadapi masalah di rumahnya dengan kelurganya.

Aku yang jauh darinya hanya bisa menunggu kabar terbaru dari kejadian kemarin, aku hanya bisa berharap semua akan segera membaik, tapi semua tak seperti yang kami harapkan, fatma yang berusaha menjelaskan yang sebenarnya tak bisa di dengarkan oleh keluarganya, yang hanya menganggap aku sebagai orang yang merubahnya menjadi anak yang berani dengan orang tuanya, orang tuanya yang mengatakan akulah yang merubah fatma menjadi seorang yang pembohong, akupun berusaha menjelaskan dengan baik dengan berbagi cara, dengan aku mengirim sms, menelfon untuk menjelaskan dan meminta maaf, apapun itu aku tetap yang meminta maaf, namun kebnecian terhadapku tak juga mereda.

Haripun berganti, fatma berencana mencari pekerjaan baru bersama kakaknya rahma, entah akupun tak tau menau pekerjaan yang akan mereka lamar, akua hanya  menunggu kabar darinya ( fatma ).
bbm ku berbnyi. aku mendapat bbm dari fatma kalo dia berada di daerah selo boyolali, yah aku pun terkejut untuk apa dia kesana dengan siapa untuk apa?. rasa kekawatiran ku pun muncul mengetahui hal itu. aku yang saat itu masih dalam keadaaan bekerja nggak bisa begitu saja pergi menyusulnya, entah bagaimana dia sampai disana, fatma yang ke daerah dingin tanpa membawa jaket membuatku semakin kawatir, aku mencoba menghubungi kakaknya rahma, ternyata mereka terpisah, fatma yang ke boyolali sedangkan rahma entah ke daerah yang sama sekali aku tak tau daerh mana, akupun langsung menghubungi orang tua fatma karna rasa kekawatiran ku kepada mereka berdua, namun aku hanya mendapat tanggapan buruk dari orang tuanya.
tak mengapa bagiku karna inis semua wujud dari ujian ku, lama aku menunggu dengan rasa penuh kawatir, dan akhirnya merekapun kembali kekotanya, fatma yang saat itu naik ke daerah dingin tanpa jaket dan saat kondisi hujan kembali dengan basah kuyup itu yang fatma katakan kepada ku.

Aku berencana untuk datang kerumah fatma untuk menemui orang tunya, bermaksud berbicara langsung dan meminta maaf.
dan waktu itu pun tiba, aku mulai berjalan seperti biasa, sempa di 3/1 jalan aku mendapat pesan dari fatma, lalu diapun menelfonku, sambil menangis dia berkata " kamu janngan datang kerumah" berulangkali dia mengatakanya karena orang tuanya yang begitu marah mendengar aku mau datang, yang memang sebelum kau berangkat aku sms orang tuanya, aku akan datang.
walu fatma melarang ku dan orang tuanya maraah aku tetap  melanjutkan perjalananku, sampailah aku dirumah fatma, terlihat wajahnya sehabis menangis, saat aku tiba fatma terlihat begitu ketakutan, tapi saat itu orang tuanya sedang tidak di ruak lama kemudian, ibuknya pulang, dengan suara pintu begitu keras, entah apa salahku kenpa sampai sedemikian marahnya, aku sebagai seorang anak dan seorang laki-laki, mendatangi ibuknya yang ada diruangan tengah, aku berlutut dan meminta maaf kepada ibunya, tapi ibunya sama sekali tak melihatku dan langsung berpaling dariku. soadara ibunya datang bergantian. terdengar percakapan mereka. aku hanya berpikir apa aku ini tak tau malu ?
tak lama dari itu, fatma mendapat bbm dari buleknya, aku harus pulang, fatmapun menjelaskan kedatanganku ingin meminta maaf,

Memang di dalam kehidupan kitak tak pernah tau apa yang kita lakukan, terbaik untuk orang lain walau kita berniat untuk melakukan yang terbaik, mencintai dan dicintai adalah paduan rasa yang terindah, dan saat kejadian ini pun ada aku berpikir inilah ujian terberat dalam suatu hubungan, akupun berpikir setelah semua ini terselesaikan tak akan lagi masalah yang lebih rumit yang akan kita hadapi dalam suatu hubungan.

Namun hidup itu pilihan, dan ini pilihanku, meskipun aku tak tau apa yang akan terjadi di masa depan nanti, aku hanya bisa melakukan yang terbaik untuk waktu saat ini, dan aku hanya melakuka apa yang hatiku katakan

Waktu terus berjalan, tanpa tahu apa yang akan terjadi di keesokan hari, aku hanya terus berdoa dan melakukan apapun yang terbaik, agar semuanya juga bisa membaik.

Aku hanya bisa menunggu kabar dari Fatma, aku pun tak bisa lagi datang ke rumahnya seperti biasa, tapi aku tetap bertahan dan terus berjuang, karena aku merasa tak mungkin melepaskan orang yang berjuang untuk aku, 

Aku masih mengingat jelas apa perkataan yang pernah dia sampaikan kepada aku, dia berkata,
"Aku berusaha menjadi anak yang baik, anak yang bisa di anggap, anak yang bisa membuat orang tuaku bahagia, namun semua ini terasa sulit dan berat, di mana aku harus memilih antara orangtua dan oarang yang aku sayangi, dan aku selalu berdoa agar tuhan bisa membukakan kebenaran agar kesalah pahaman ini segera terbuka"

Perkataan yang sangat membuat aku takkuasa menahan air mataku, membuatku semakin menyayanginya, membuatku merasa harus selalu menjaganya.

Kejadian-kejadian aneh di rumahnya pun mulai terlihat, hal-hal yang diluar akal manusia sering terjadi, pada suatu malam lebih dari jam 10 malam terdengar suara kran air yang menyala, lampu kamar yang tiba tiba mati sendiri, sering terdengar suara tawa seorang wanita, bahakan saat salah seorang saudara yang hendak lewat depan rumahnya, menegur sapa Bapak Fatama yang sedang duduk di depan rumahnya, tapi malah marah-marah, padahal malam itu Bapak Fatama sedang tidur di dalam, Fatma banyak bercerita tentang hal-hal aneh itu.

kebetulan Pakde fatma bisa mengetahuinya, ternyata di rumahnya ada sesosok makhluk yang tak suka dengan keluarganya, ntah itu benar atau tidak namun aku percaya, makhluk yang sudah tinggal lama di tanah itu tidak suka dengan kehadiran ku dan berusaha mengusirku dengan alasan aku membawa hal yang positif, melalui Ibuknya, makhluk itu membuat amaraha dan emosi yang terus menerus, kebencin terhadap aku, apa dan di mana positifanya aku, bahkan aku merasa masih menjadi manusia yang buruk.

Di suatu sore setelah maghrib, lampu di salah satu kamar tiba-tiba mati sendiri, Ibuk Fatma mengajak Bapak bergegas ke rumah Pakde Fatama untuk mengadukan kejadian yang telah terjadi, namun di tengah perjalanan, Ibuk pun mendadak di rasuki makhluk itu, dan marah membanting benda melempar barang yang ada di sekitarnya, Fatma hanya bisa menangis melihat kejadian itu, ssementara aku yang jauh tak bisa melakukan apa-apa, aku hanya bisa berdoa agar tidak terjai apa-apa, Pakdenya berusaha mengusir makhluk itu, namun tak mudah karena makhluk itu merasa lebih lama tinggal di tanah itu, dan menganggap itu rumahnya, syukur semua berjalan dengan baik, dan kini semua membaik,

Akupun datang lagi kerumahnya dengan harapan semua lebih baik, hubungan kami, hubungan aku dengan Fatma, berharap Ibuknya tak lagi membenci aku, 

Akhirnya akupun tiba, terlihat suasana yang baik-baik saja saat itu, aku mengucap salam dan masuk, aku mendatangi Ibuk menjaba tangan dan meminta maaf, aku sangat bersyukur, walau masih terasa canggung namun semua lebih baik, hari itu Aku dan Fatma melalui waktu bersama dengan bahagia.



Tapi apa yang kita tau setelah semua ini terjadi, masih banyak masa depan yang kita tak akan pernah tau jalan ceritanya, hanya bisa berusaha menjadi yang lebih baik, dan berdoa agar usaha bisa terwujud dengan baik.

Waktu terus berjalan tanpa tau apa yang akan terjadi nanti, suatu hari fatma mengeluhkan rasa sakit yang di rasakan kepalanya, di selalu merasakan hari-harinya dengan pusing di kepalanya, rasa sakit yang dirasakan bertahun tahun dan tak pernah mendapatkan kesembuhan, setiap kali dia periksa kedokter selalu mendapat jawaban yang sama, kecapekan itu yang di katakan dokter, hanya mendapat vitamin dan obat penambah darah saja,

Aku selalu menghawatirkan keadaanya, apa lagi dia bekerja di lapangan, yang berangkat sangat pagi saat matahari belum muncul, dan pulang saat matahari hampir tenggelam, akupun menyarankan dia untuk cek up ke dokter agar penyakitya dapat di ketahui, 

Akhirnya Fatma pun mau mengikuti saran ku untuk cek up ke dokter. cek up pun selesai dan keluar hasilnya, dari hasil cek up itu, tak adasatuoun yang menunjukn bahawa dia mengidap penyakit yang berahaya, bahkan semu normal

Dari hasil itu, aku mulai merasa curiga, aku curia kalau ada hal-hal yang di luar medis yang membuatnya merasa terus merasa pusing, 

Yang kebetulan Fatama punya teman yang bisa melihat hal-hal semacam itupun, Fatma menanyakanya, dan ternyata kecurigaan ku benar, ada sosok yang tinggal di tengkuknya, rasa pusing itupun ada sekala rasa sakit yang berbeda yang semakin membuat aku kawatir dengan keadaannya, aku yang hanya manusia biasa hanya bisa mendoakan sebisaku, aku berharap dia bisa sembuh dan kembali sehat,

Dia memutuskan unutk berobat ke guru dari temanya itu, namun aku tak yakin kerena temanya dan gurunya itu ada unsur kejawenya, hal yang menurut aku tidak sewajarnya, aku sempat marah denganya, akumenasehati banyak hal namun dia tak bisa menerima dengan baik, dia mengira aku lebih senang kalo dia terus merasakan kesakitan, yang sesungguhnya aku hanya tak ingin dia dan keluarganya salah jalan, mungkin aku berlebihan, tapi, apa mungkin akuhanya berdiam diri saat sesuatu yang dia lakukan melenceng dari hal yang benar dari agama,

Fatama di berik sebuah bungan kantil dan di suruh menyimpanya, yang sebelumnya di masukan ke segelas air dan di minum oleh Fatma, aku marah mendengar hal semacam itu, karena walau hanya sedikit akupun tau tentang hal semacam itu,

Suatu hari Bapaknya bercerita dengan temanya, dan ada salah seorang teman yang bisa mengobati hal semacam itu, salah seorang teman itu akan datang kerumahnya untuk menobati Fatma, tapi kapan belum tau pastinya,

Fatma kebali merasakan rasa sakit yang sangat sakit di kepalanya, aku langsung menelfonya dan membacakan doa yang aku bisa dan yang aku tau, bersyukur rasa sakitnya pun mereda demikian yang fatma katakan kepadaku, 

Teman bapaknya yang seumuran aku itu, membuat ku merasa cemburu, ya , karena aku tak bisa berbuat apa-apa saay dia sakit, tapi orang lain yang akan menyembuhkanya,

Waktunya pun tiba, teman bapak itupun datang dan mulai penyembuhanya, aku hanya bisa menunggu kabarnya, kantil itu pun di minta oleh teman bapak itu, keesokan harinya, sangat bersyukur rasa sakit itu tak lagi dia rasakan.

Akau rasa semua sudah berlalu ujian-ujian yang arus kita hadapi dari kesalah pahaman orang tuanya sampai hal-hal lain, waktu demi aktu kami lebih saking menyayangi.

Tapi aku salah, hubungan kami sudah hampir setahun dan di penuhi berbagai ujian. aku pikir ketidak setujuan orang tua adalah ujian terberat, aku pikir setelah kami bisa melewatinya kita bisa bersama dan menikah kelak,

Aku yang berniat untuk membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius, aku mulai giat bekerja dan mencari pekerjaan lain di luar jam kerjaku yang biasa, tergadang aku bekerja ampai malam unutk mencari tambahan untuk pernikahan kami nanti.

Fatma pun mengatakan kepadaku, kalau akhir-akhir ini dia merasa tak di perhatikan, merasa kurang kasih sayang, aku yang terlalu sibuk membuatnya merasakan hal demikian, kau emahaminya dan aku mengerti, aku harus bisa membagi waktu, utnuk bisa memperhatikan Fatma, yang sbenarya aku memang sangat merindukanya, ingin bercerita banyak dengan dia ingin memperhatikan dia, tapi di sisi lain aku yang hanya seseorang yang dari kalangan bawah yang harus bisa menanbung utuk pernikahan kami nanti, harus bekerja lebih untuk mewujudkanya, 

Waktu yang berjalan dan tak dapat di tebak apa yang akan terjdi nanti.

Sampai akhirnya keadaan mulai berbalik, dia yang lebih sibuk dari akudan aku mulai mengatakan hal yang sama tentang kesibukanya dan aku yang mulai kehiangan perhatian darinya, aku tak mengira tanggapan darinya jauh berbeda dari aku saat dia mengatakan bahwa dia kuarang perhatian dariku dan merasa kurang kasih sayang, dia ,meminta aku mengerti keadanya, yang sebenarnya aku selalu berusaha mengerti dan menerima keadaan dan siruasi dia, hubungan yang mulai merengang membuatku merasakan hal yang menyakitkan yang dulu pernah aku rasakan, yang aku pikir al itu taka akan terulang dan tak akan aku rasakan dihubungan ku saat ini.

Ftama mulai berbeda dengan kesibkan barunya, aku mengatakan kepadanya seenggaknya kasih kabar untuk aku saat km bisa, aku hanya meminta hal itu, namun itupun tak membuatnya mengerti, aku mulai benar-benar terabakan. dia yang mulai berubah, yang dulunya sangat menghargai hubungan dan menjaga diri dari laki-laki lain, mengataka walaupun aku tak tau dia selalu menjaga hubungan dengan baik, kini pun berbeda, aku yang terabaikan aku mulai meraa tidk tahan dengan segala sikap dan sifatnya kepadaku.

Sampai suatu hari aku meutuskan untuk datang kerumahnya, untuk membicarakan hal ini, dia pun tak mengijinkan aku untuk datang untuk pertama kalinya, yang beralasan dia sibuk kerja, namun aku tetap nekat datang, karena hubungan ini buatku sangat berarti, aku ingi hubungan ini membaik lagi seperti dulu.

Sesampainya aku tiba di rumahnya, Fatma tak ada di rumah, aku BBM dia " kamu di mana ?". dia menjawab, " aku lagi sibuk kerja , aki lagi ngerias ", aku tau dia hanya berbohong, karena hubungan ini sangat berarti buatku, aku berniat menunggunya sampai dia pulang , tapi dia berkata dia taka akan pulang, tapi aku tetap menunggunya, dia berkata " kiat ketemu di luar " aku menjawab " kenapa ? aku sudah jalan jauh dari solo sampai sini, dan aku ingin berbicara dengan mu, aku akan tetap mununggu kamu pulang ", 

Diapun tiba di rumah, obrolan pun terjadi, aku menanyakan kenapa, kenapa kamu berubah, akhirnya dia mulai mengatakan banyak hal , Dia selama ini memendam rasa akan ketidak nyamanan yang aku minta dan dia mengiyakan hanya untuk melegakan aku, namun hal itu bukan hal yang aku igninkan, dulu ak pernah mengatakan kepadanya, jangan pernah menyimpan apapun sekecil apapun yang kamu rasakan, karena aku tau hal semacam ini akan membuat keadaan menjadi buruk, dan itupun terjadi.

Dia merasa bahwa dia tak menjadi diri dia sendiri, Aku sebagai seorang laki-laki hanya ingin memberikan hal yang tebaik untuk dirinya, agar dia bisa mnjadi seseorang yang kebih baik, dengan aku memintanya mengenakan pakain yang menutup tubuhnya dan berhijab, memanga dia pernah berjanji banyak hal kepadaku, namu aku merasa hal itu hanya akan menjadi janji yang taka akan pernah terpenuhi.

Aku hanya bisa menanyakan, " sekarang apa yang kamu inginkan " dia menjawab, " aku tak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, aku seudah berusaha memendamnya namun aku yang merasa sakit, taoi di lain sisi jika aku mengatakannya aku akan menyakitimu, " aku hanya menjawab, tak ada perasaan sayang tanpa rasa sakit, karena semua yang ada di dunia ini selalu singkron, dia yang mulai bisa berbohong, mengabaikan komitmen yang dulu pernah kita buat dan setujui, janji yang yang pernah dia katakan dan kini dia telah mengingkarinya, membuatku merasa terpukul, dan aku menerima, hanya menerima keputusanya walau sebenarnya aku tak ingin hubungan ini berakhir, 

Aku pu beranjak dari tempat aku duduk, memndatangi Ibuknya, dan mengatakan, bahwa aku tak lagi melanjutak hubungan kami, kau juga mengatakan" dulu saya pernah bilang, aku datang jauh dari solo unuk niat yang serius, tak ada sedikitpun keinginan untuk main-main, dan saya pernah mengatakan jika suatu saat nanti hati Fatma buakan untuk saya lagi saya akan menerimanya, walau terasa menyakitkan, dan saya akan terima dengan iklas, saya mohon maaf jika selama saya ada dan datang ke rumah ini membuat keluarga tidak senang atau tidak nyaman, dan saya tidak akan pernah lagi datang kesini, saya mohon pamit buk ".

Aku sebagai laki-laki hanya bisa menerimanya, walau tak ingin, akupun tak inginmemaksakan seseorang terus bersama aku jika dia tak ingin bersama ku, aku pun pulang kesolo dengan keadaan yang sanagt buruk, semua perjuangan ku terasa sia-sia,.

Dan kini aku harus bangkit lagi dari jatugku, kembali kejalan saat sebelum semua ini terjadi, dan memulai hal baru dengan kesendirian dengan perasaan sakut yang samoai saat ini belum bisa hilang, 

Memang kita tak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan nanti, walau terasa sakit aku tak merasa menyesal, aku pernah bahagia, dan kini aku merasa sakit, aku tak menyesali semua perjuangan ku, waktu ku, dan jarak yang aku tempuh untuk bisa membuatnya merasa bahagia saat bersama aku, semua yang aku lakukan ini adalah suatu pilihan ku,

Aku hanya melakukan apa yang hatiku katakan....



Tak selamanya semua berakhir dengan bahagia, dan kisah ini menceritakan perjuangan dan berakhir dengan kesakitan.

Popular posts from this blog

Kebiasaan Orang Jawa Jaman Dahulu dan Terbukti

SIfat-sifat Wanita yang Hanya Terlihat saat Kamu Menjadi Pacarnya

Tak Semua Laki-laki Itu Sama