Artikel Terbaru

Manusia Raksasa Ternyata Pernah Ada di Bumi

 Pada zaman dahulu, di sebuah desa yang terletak di tengah hutan lebat, hiduplah seorang manusia raksasa bernama Adam. Adam adalah sosok yang penuh kebaikan, meskipun tubuhnya jauh lebih besar dari manusia biasa, hatinya tetap lembut dan penuh kasih sayang. Adam tinggal sendirian di sebuah gua yang terletak jauh dari desa. Meskipun begitu, dia selalu siap membantu penduduk desa jika mereka membutuhkannya. Setiap pagi, Adam akan pergi ke desa untuk menjalani rutinitasnya. Dia akan membersihkan jalan setapak yang menghubungkan desa dengan hutan, membuatnya lebih mudah bagi penduduk desa untuk beraktivitas. Suatu hari, kabar buruk datang ke desa. Sebuah monster mengerikan terlihat berkeliaran di hutan dan telah membuat penduduk desa ketakutan. Monster itu memiliki tubuh yang besar dan kuat, dan dikenal sebagai Rakta. Penduduk desa sangat cemas karena Rakta juga terkenal dengan kekejamannya. Melihat situasi ini, Adam merasa prihatin. Dia tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melindu

Aku Hanya Melakukan Apa Yang Hatiku Katakan ( episode akhir )


Waktu terus berjalan tanpa tau apa yang akan terjadi nanti, suatu hari fatma mengeluhkan rasa sakit yang di rasakan kepalanya, di selalu merasakan hari-harinya dengan pusing di kepalanya, rasa sakit yang dirasakan bertahun tahun dan tak pernah mendapatkan kesembuhan, setiap kali dia periksa kedokter selalu mendapat jawaban yang sama, kecapekan itu yang di katakan dokter, hanya mendapat vitamin dan obat penambah darah saja,

Aku selalu menghawatirkan keadaanya, apa lagi dia bekerja di lapangan, yang berangkat sangat pagi saat matahari belum muncul, dan pulang saat matahari hampir tenggelam, akupun menyarankan dia untuk cek up ke dokter agar penyakitya dapat di ketahui, 

Akhirnya Fatma pun mau mengikuti saran ku untuk cek up ke dokter. cek up pun selesai dan keluar hasilnya, dari hasil cek up itu, tak adasatuoun yang menunjukn bahawa dia mengidap penyakit yang berahaya, bahkan semu normal

Dari hasil itu, aku mulai merasa curiga, aku curia kalau ada hal-hal yang di luar medis yang membuatnya merasa terus merasa pusing, 

Yang kebetulan Fatama punya teman yang bisa melihat hal-hal semacam itupun, Fatma menanyakanya, dan ternyata kecurigaan ku benar, ada sosok yang tinggal di tengkuknya, rasa pusing itupun ada sekala rasa sakit yang berbeda yang semakin membuat aku kawatir dengan keadaannya, aku yang hanya manusia biasa hanya bisa mendoakan sebisaku, aku berharap dia bisa sembuh dan kembali sehat,

Dia memutuskan unutk berobat ke guru dari temanya itu, namun aku tak yakin kerena temanya dan gurunya itu ada unsur kejawenya, hal yang menurut aku tidak sewajarnya, aku sempat marah denganya, akumenasehati banyak hal namun dia tak bisa menerima dengan baik, dia mengira aku lebih senang kalo dia terus merasakan kesakitan, yang sesungguhnya aku hanya tak ingin dia dan keluarganya salah jalan, mungkin aku berlebihan, tapi, apa mungkin akuhanya berdiam diri saat sesuatu yang dia lakukan melenceng dari hal yang benar dari agama,

Fatama di berik sebuah bungan kantil dan di suruh menyimpanya, yang sebelumnya di masukan ke segelas air dan di minum oleh Fatma, aku marah mendengar hal semacam itu, karena walau hanya sedikit akupun tau tentang hal semacam itu,

Suatu hari Bapaknya bercerita dengan temanya, dan ada salah seorang teman yang bisa mengobati hal semacam itu, salah seorang teman itu akan datang kerumahnya untuk menobati Fatma, tapi kapan belum tau pastinya,

Fatma kebali merasakan rasa sakit yang sangat sakit di kepalanya, aku langsung menelfonya dan membacakan doa yang aku bisa dan yang aku tau, bersyukur rasa sakitnya pun mereda demikian yang fatma katakan kepadaku, 

Teman bapaknya yang seumuran aku itu, membuat ku merasa cemburu, ya , karena aku tak bisa berbuat apa-apa saay dia sakit, tapi orang lain yang akan menyembuhkanya,

Waktunya pun tiba, teman bapak itupun datang dan mulai penyembuhanya, aku hanya bisa menunggu kabarnya, kantil itu pun di minta oleh teman bapak itu, keesokan harinya, sangat bersyukur rasa sakit itu tak lagi dia rasakan.

Akau rasa semua sudah berlalu ujian-ujian yang arus kita hadapi dari kesalah pahaman orang tuanya sampai hal-hal lain, waktu demi aktu kami lebih saking menyayangi.

Tapi aku salah, hubungan kami sudah hampir setahun dan di penuhi berbagai ujian. aku pikir ketidak setujuan orang tua adalah ujian terberat, aku pikir setelah kami bisa melewatinya kita bisa bersama dan menikah kelak,

Aku yang berniat untuk membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius, aku mulai giat bekerja dan mencari pekerjaan lain di luar jam kerjaku yang biasa, tergadang aku bekerja ampai malam unutk mencari tambahan untuk pernikahan kami nanti.

Fatma pun mengatakan kepadaku, kalau akhir-akhir ini dia merasa tak di perhatikan, merasa kurang kasih sayang, aku yang terlalu sibuk membuatnya merasakan hal demikian, kau emahaminya dan aku mengerti, aku harus bisa membagi waktu, utnuk bisa memperhatikan Fatma, yang sbenarya aku memang sangat merindukanya, ingin bercerita banyak dengan dia ingin memperhatikan dia, tapi di sisi lain aku yang hanya seseorang yang dari kalangan bawah yang harus bisa menanbung utuk pernikahan kami nanti, harus bekerja lebih untuk mewujudkanya, 

Waktu yang berjalan dan tak dapat di tebak apa yang akan terjdi nanti.

Sampai akhirnya keadaan mulai berbalik, dia yang lebih sibuk dari akudan aku mulai mengatakan hal yang sama tentang kesibukanya dan aku yang mulai kehiangan perhatian darinya, aku tak mengira tanggapan darinya jauh berbeda dari aku saat dia mengatakan bahwa dia kuarang perhatian dariku dan merasa kurang kasih sayang, dia ,meminta aku mengerti keadanya, yang sebenarnya aku selalu berusaha mengerti dan menerima keadaan dan siruasi dia, hubungan yang mulai merengang membuatku merasakan hal yang menyakitkan yang dulu pernah aku rasakan, yang aku pikir al itu taka akan terulang dan tak akan aku rasakan dihubungan ku saat ini.

Ftama mulai berbeda dengan kesibkan barunya, aku mengatakan kepadanya seenggaknya kasih kabar untuk aku saat km bisa, aku hanya meminta hal itu, namun itupun tak membuatnya mengerti, aku mulai benar-benar terabakan. dia yang mulai berubah, yang dulunya sangat menghargai hubungan dan menjaga diri dari laki-laki lain, mengataka walaupun aku tak tau dia selalu menjaga hubungan dengan baik, kini pun berbeda, aku yang terabaikan aku mulai meraa tidk tahan dengan segala sikap dan sifatnya kepadaku.

Sampai suatu hari aku meutuskan untuk datang kerumahnya, untuk membicarakan hal ini, dia pun tak mengijinkan aku untuk datang untuk pertama kalinya, yang beralasan dia sibuk kerja, namun aku tetap nekat datang, karena hubungan ini buatku sangat berarti, aku ingi hubungan ini membaik lagi seperti dulu.

Sesampainya aku tiba di rumahnya, Fatma tak ada di rumah, aku BBM dia " kamu di mana ?". dia menjawab, " aku lagi sibuk kerja , aki lagi ngerias ", aku tau dia hanya berbohong, karena hubungan ini sangat berarti buatku, aku berniat menunggunya sampai dia pulang , tapi dia berkata dia taka akan pulang, tapi aku tetap menunggunya, dia berkata " kiat ketemu di luar " aku menjawab " kenapa ? aku sudah jalan jauh dari solo sampai sini, dan aku ingin berbicara dengan mu, aku akan tetap mununggu kamu pulang ", 

Diapun tiba di rumah, obrolan pun terjadi, aku menanyakan kenapa, kenapa kamu berubah, akhirnya dia mulai mengatakan banyak hal , Dia selama ini memendam rasa akan ketidak nyamanan yang aku minta dan dia mengiyakan hanya untuk melegakan aku, namun hal itu bukan hal yang aku igninkan, dulu ak pernah mengatakan kepadanya, jangan pernah menyimpan apapun sekecil apapun yang kamu rasakan, karena aku tau hal semacam ini akan membuat keadaan menjadi buruk, dan itupun terjadi.

Dia merasa bahwa dia tak menjadi diri dia sendiri, Aku sebagai seorang laki-laki hanya ingin memberikan hal yang tebaik untuk dirinya, agar dia bisa mnjadi seseorang yang kebih baik, dengan aku memintanya mengenakan pakain yang menutup tubuhnya dan berhijab, memanga dia pernah berjanji banyak hal kepadaku, namu aku merasa hal itu hanya akan menjadi janji yang taka akan pernah terpenuhi.

Aku hanya bisa menanyakan, " sekarang apa yang kamu inginkan " dia menjawab, " aku tak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, aku seudah berusaha memendamnya namun aku yang merasa sakit, taoi di lain sisi jika aku mengatakannya aku akan menyakitimu, " aku hanya menjawab, tak ada perasaan sayang tanpa rasa sakit, karena semua yang ada di dunia ini selalu singkron, dia yang mulai bisa berbohong, mengabaikan komitmen yang dulu pernah kita buat dan setujui, janji yang yang pernah dia katakan dan kini dia telah mengingkarinya, membuatku merasa terpukul, dan aku menerima, hanya menerima keputusanya walau sebenarnya aku tak ingin hubungan ini berakhir, 

Aku pu beranjak dari tempat aku duduk, memndatangi Ibuknya, dan mengatakan, bahwa aku tak lagi melanjutak hubungan kami, kau juga mengatakan" dulu saya pernah bilang, aku datang jauh dari solo unuk niat yang serius, tak ada sedikitpun keinginan untuk main-main, dan saya pernah mengatakan jika suatu saat nanti hati Fatma buakan untuk saya lagi saya akan menerimanya, walau terasa menyakitkan, dan saya akan terima dengan iklas, saya mohon maaf jika selama saya ada dan datang ke rumah ini membuat keluarga tidak senang atau tidak nyaman, dan saya tidak akan pernah lagi datang kesini, saya mohon pamit buk ".

Aku sebagai laki-laki hanya bisa menerimanya, walau tak ingin, akupun tak inginmemaksakan seseorang terus bersama aku jika dia tak ingin bersama ku, aku pun pulang kesolo dengan keadaan yang sanagt buruk, semua perjuangan ku terasa sia-sia,.

Dan kini aku harus bangkit lagi dari jatugku, kembali kejalan saat sebelum semua ini terjadi, dan memulai hal baru dengan kesendirian dengan perasaan sakut yang samoai saat ini belum bisa hilang, 

Memang kita tak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan nanti, walau terasa sakit aku tak merasa menyesal, aku pernah bahagia, dan kini aku merasa sakit, aku tak menyesali semua perjuangan ku, waktu ku, dan jarak yang aku tempuh untuk bisa membuatnya merasa bahagia saat bersama aku, semua yang aku lakukan ini adalah suatu pilihan ku,

Aku hanya melakukan apa yang hatiku katakan....

Tak selamanya semua berakhir dengan bahagia, dan kisah ini menceritakan perjuangan dan berakhir dengan kesakitan.

Tamat...

Comments

Popular posts from this blog

SIfat-sifat Wanita yang Hanya Terlihat saat Kamu Menjadi Pacarnya

Kebiasaan Orang Jawa Jaman Dahulu dan Terbukti

Tak Semua Laki-laki Itu Sama